What Makes A Woman Beautiful?

PEN TO PAPER, READ | APRIL 20, 2012 12:02 AM
By Edna Ho, 21, Malaysia

It’s not about you having big eyes or small eyes.

It’s not about your face shape—be it oval, round or square.

It’s not about you having a sharp nose or a flat nose.

It’s not about you having flawless skin or a pimpled face.

It’s not about your skin color, whether you’re dark or fair.

It’s not about your height, whether you’re tall or short.

It’s not about you being slim or plump.

And mind you, a lot of us believe what the world perceives as beautiful to be true. We think that pretty girls must have flawless skin, silky long hair, big eyes, perfect eyebrows, an oval face, a sharp nose, fair, tall, and slim.

No, a woman is beautiful when after the mishaps and past failures is able to still rest in God, trusting that she is in the wonderful hands of the God Almighty. As Stasi Eldredge in her book Your Captivating Heart put it, “A beautiful woman is one who is at rest.” She doesn’t compare herself with others as to who is better or prettier. She is at peace, because she knows that she is the Lord’s beloved daughter.

You are beautiful, because you are “fearfully and wonderfully made” (Psalm 139:14). No matter how you feel and no matter what others tell you, God says, “You are my precious daughter.”

*Taken from http://ymiblogging.org/2012/04/what-makes-a-woman-beautiful/

Happy International Mother's Day

"AMSAL 31:10-31 a.k.a PROVERBS 31:10-31" Happy International Mother's Day on second Sunday of May to our beloved mom Maryke R. Manna . Good mothers not only tell us how to live---they show us! Lord, thank you for the influence our mothers have had on us. We too want to touch the lives of others, to point them to You. We know we need Your Spirit's power to do that. Fill us and use us, we pray. - Leni Manna , Dora Manna , Ina Manna Mamacauruz --- YMIblogging

We Love You, MOM!!!

The King’s Speech

Now I know why this movie got many awards and nominations, its pretty good movie, I just watch it last week. The King’s Speech depicts the surprising rise to power of Prince Albert, who became King George VI of England when his brother Edward abdicated the throne to marry an American divorcée as King George VI. Albert didn’t want to be king, in part because his severe stuttering often embarrassed him when he spoke to groups. This would prove important for Albert had the misfortune of being king during Hitler’s bombing of London. If ever England needed strong leadership, it was then. Eventually Albert overcame his speech impediment and rallied his people to withstand Germany. Although Albert was ultimately successful, his tenuous reign illustrates the burden of leadership. Whoever’s in charge is responsible. Salute to Colin Firth for his role as King George VI. Even though I do not agree with divorce or people who’s marry to divorcé/divorcée,  I was astonished with Edward’s speech : “…I have found it impossible to carry the heavy burden of responsibility and to discharge my duties as King as I would wish to do without the help and support of the woman I love…”. I can imagine if a man say that words to the women whose he really love the most instead of doing what other people think he should do. That would be a great love ^^

Hereby I am gonna tell you why I do not agree with divorce. It is because I believe that God want us to be faithful with our spouse no matter what as written in Matthew 19 :

MT 19:3 Some Pharisees came to him to test him. They asked, "Is it lawful for a man to divorce his wife for any and every reason?"

MT 19:4 "Haven't you read," he replied, "that at the beginning the Creator `made them male and female,' 5 and said, `For this reason a man will leave his father and mother and be united to his wife, and the two will become one flesh' ? 6 So they are no longer two, but one. Therefore what God has joined together, let man not separate."

MT 19:7 "Why then," they asked, "did Moses command that a man give his wife a certificate of divorce and send her away?"

MT 19:8 Jesus replied, "Moses permitted you to divorce your wives because your hearts were hard. But it was not this way from the beginning. 9 I tell you that anyone who divorces his wife, except for marital unfaithfulness, and marries another woman commits adultery."

See? To all the couple who is trying to fight for divorce now, please think twice or even more, for the sake of the Lord, the bible, your love, your family, your child, etc. Don’t you remember your swore in front of God and church? Safe your family!

Bahan Bakar Urin (BBU) Dari Negeri Van Oranje

Apa yang ada di pikiran anda saat berbicara tentang Air Kencing alias Urin alias Air Seni? *Kenapa juga ya disebut Air Seni? Ada yang tahu asal usulnya? Kasih tahu saya ya :)* Urin itu jorok, bau pesing, kotor? Eittsss tunggu dulu….ini ada satu inovasi baru dari negeri kincir angin a.k.a Belanda terkait dengan urin manusia. Para ilmuwan di negeri Oranje dari Universitas Teknologi Delft dan lembaga penelitian DHV mengolah urin sebagai energi alternatif pengganti BBM alias Bahan Bakar Minyak bukan Blackberry Messenger yach :D, dan mereka telah berhasil mendaftarkan hak paten temuan ini, can you believe it? What an innovation!!! Belanda memang dikenal sebagai salah satu negara yang kreatif dan inovatif, banyak ide – ide baru yang dilahirkan dan terbukti telah melahirkan peraih Nobel, filsuf, seniman serta ilmuwan tangguh. Hal inilah yang memotivasi saya suatu saat nanti ingin dapat menimba ilmu di negeri bunga tulip ini.

Lalu bagaimana dengan negara kita tercinta? Masih ingatkan beberapa minggu terakhir ini merupakan periode panas dalam dunia perpolitikan dan perekonomian Indonesia? Yup, isu kenaikan harga BBM bersubsidi mewarnai sebagian besar pemberitaan di Indonesia, terjadi aksi demonstrasi di berbagai pelosok negeri yang bahkan berujung pada aksi anarkis menolak rencana pemerintah ini. Memang isu kenaikan harga BBM merupakan isu yang sensitif dan dilematis sekali di negeri ini, mengingat masih banyaknya rakyat miskin yang harus diperjuangkan kesejahteraannya. Tidak percaya? Mari berkunjung ke salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), saya siap menemani anda mengelilinginya :), kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) tercatat sebagai salah satu kabupaten yang paling miskin di NTT bahkan mungkin di Indonesia, akses terhadap air bersih, pendidikan, kesehatan, listrik sangat minim sekali. Ironic? Sementara menurut Thijs Westerbeek, seorang jurnalis Radio Netherlands, Bahan Bakar Urin (sebut saja BBU) memasok energi setara 110 ribu Megawatt di 30 ribu rumah atau seluas satu kota kecil. Hah? Serius? Kalau ini terjadi dan diterapkan di Indonesia, saya percaya pemerintah kabupaten SBD, tempat saya bekerja ini dapat merealisasikan salah satu agenda pembangunannya dengan cepat yaitu mewujudkan “Desa Bercahaya” dan turut mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Heh? Bingung apa itu MDGs? :) Mari kita lihat sejenak apa itu MDGs….Pada September 2000 dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) sebanyak 189 negara anggota PBB sepakat untuk mengadopsi Deklarasi Milenium yang kemudian dikenal dengan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs), dan inilah ke delapan MDGs itu :

MDG 1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

MDG 2 : Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

MDG 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

MDG 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak

MDG 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

MDG 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

MDG 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

MDG 8 : Membangun Kemitraan Global Untuk Pembangunan

Gambar diambil dari MDGs Newsletter

Saya optimis jika teknologi BBU digunakan, bukan hanya SBD saja yang dapat memerangi kemiskinan, tapi juga seluruh pelosok tanah air. Bagaimana tidak, bayangkan saja jumlah penduduk Indonesia yang berjubel ini, lebih dari 250 juta jiwa, bayangkan juga produksi urinnya :), sounds good? Mari belajar dari Belanda, kawan!!!

*Tulisan ini diikutsertakan dalam #Kompetiblog2012*

The Other Side of Heaven

I just watched this movie last Sunday and I think it is one of the best movie ever. I highly recommended to young missionaries to watch this movie. This movie shows me that God is great in every circumstances and how faith can lead us to be the best Christian. It’s taught me how true love supposed to be, how loyal should be the part of our life, etc. I hope I find the true man someday ^^ ...

Agnes Monica

OK, I think I have to write about this girl, she is being an inspiration for my life since I was a kid, I love her and become her fans since I saw her singing with Eza Yayang. I always watch her in Tralala Trilili while she presenting with Indra Bekti. Since that day I know that she will be great in her life and it’s not a mistake to make her as my idol because her life is so inspiring, no doubt about it, Agnes receive a lot of achievement or awards in her carrier in Indonesia even though in International. I don’t have to write it one by one, you can see it in her website.

Here is her best quote in my opinion and GUE BANGETTTSSS deh :) 

When haters were busy talkin', I was busy making it happen

When they were busy mocking, I was busy walking

When they were busy laughing, I was busy running

And they're STILL wandering why they're left behind

=Agnes Monica=

This quote has been encourage me to reach my dream, no matter what people think/say about me, I’ll keep chasing me dream and live it with passion.

Taken from @TheLoveStories : Be yourself, live your dreams, Go after what you want. There are only so many chances. If you want it, go get it! #TLS

26 April 2012

My Stupid Boss 4

Buku ini saya beli saat kami sekeluarga baru saja melakukan trip ke kampung halaman mama, saat berada di Jakarta, sehari sebelum kembali ke Sumba. Awalnya tidak ada rencana mau beli buku tapi begitu lihat buku ini, mana tahannnnnnnn :D akhirnya beli deh, lumayan buat teman cekikikan di bandara atau pesawat hahaha. Seperti biasa Mbak Kerani emang top markotop deh nulis ceritanya dan bikin saya terus senam wajah dan perut. Cerita yang paling bikin saya mati ketawa adalah “Bukan Saya” cerita tentang bossman yang kentut tapi nuduh orang lain dalam lift tapi si orang yang dituduh tahu dan marah balik ke bossman wkwkwkwkw ammppyyuuunnn dahhhhh. Tapi sayang, kalau dilihat gelagat – gelagatnya nich sepertinya buku ini merupakan akhir dari petualangan the seriesnya Mbak Kerani dan Bossman :( , semoga nggak yach. Semoga walaupun Mbak Kerani pengen nulis petualangan dia yang lain, kisah kasihnya dengan Bossman tidak dihentikan hahaha demi pembaca mu Mbak Kerani :)

Pelatihan Teknis Analisis Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 27-29 Maret 2012 @Bappeda Kupang

Saya dan K’Foni berangkat ke Kupang untuk mengikuti kegiatan pelatihan teknis analisis kebijakan penanggulangan kemiskinan di kantor Bappeda provinsi. 3 hari sebelum ke Kupang tepatnya di hari raya Nyepi, saya kecelakaan, jatuh dengan motor di Kanelu gara – gara jalanan licin akibat tumpahan oli uuugghhhh sakitnyaaa :( . Sampai di rumah langsung diobatin dan di massage kemudian saya istirahat.

Back to pelatihan, tanggal 26 Maret kami menuju Kupang dan pesawat Merpati harus delay di Tambolaka karena menunggu rombongan Gubernur dan Bupati SBD yang juga harus ke Kupang setelah panen raya di Kodi. Dari El Tari airport kami menuju hotel Cendana tapi hanya menginap sehari, selanjutnya kami stay di kos Yesmi di area Akbid, maklum dana terbatas hahaha...

Pelatihan dari tanggal 27 berlangsung selama 3 hari dengan dipandu oleh tim teknis dari Jakarta, senangnya karena dapat wawasan baru, sayangnya aplikasi tersebut masih banyak bug sehingga sering error. Pelatihan ini tidak memakan waktu yang cukup banyak sehingga siang harinya kami bisa menjelajahi kota Kupang :D, kami bahkan sempat mengurus kartu Taspen (Tabungan Pensiun) di kantor PT. Taspen. Ya, kalau anda PNS pasti punya kartu ajaib ini :D

Di saat yang hampir bersamaan, rombongan tim Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) provinsi dari SBD juga ke Kupang yaitu Sekretaris Bappeda Bapak Tarru Bani, Kabid Litbang Bapak Dance, Kabid Perencanaan Makro Bapak Okta, Kabid Renwil Bapak Theo, Kabid Penanaman Modal Bapak Heri, Dance, Vian, Aten dan Teddy sementara Kepala Bappeda Bapak Dominggus sudah di Kupang karena bersama rombongan gubernur. Mereka menginap di rumah Bapak Dominggus, sangat dekat dengan area Akbid. Saya dan K’Foni menyempatkan diri mengunjungi mereka di rumah tersebut. Kami lalu makan bersama dengan menu Se’i :)

Keesokan harinya, setelah kegiatan selesai, kami berjanji dengan Vian dan Dance bertemu di mall Flobamora, setelah makan di KFC kami pun menjelajahi mall sambil bercerita dan tertawa dan ternyata Bapak Sek pun masih bertahan di mall itu mencari oleh – oleh :)

Hari Jumat tanggal 30, saya berjanji menemui suatu komunitas di Kupang tepatnya Airnona yang dikenal juga dengan areal Kampung Sabu hasil dari sharing dengan Dessy, salah satu rekan saya yang berdomisili di Balikpapan, Kalimantan Timur. Komunitas ini bernama komunitas TERBIT (Terang Bagi Kota), salah satu komunitas untuk membantu anak – anak yang kurang mampu, pada umumnya anak – anak tersebut bekerja di areal makam untuk menambah upah setelah pulang sekolah. Saya ketemu dengan pembinanya, Wasty, salute untuk Wasty yang benar – benar menyerahkan seluruh engerginya untuk mengurus komunitas ini dan saat ini sedang berjuang seorang diri untuk mengurus sekitar kurang lebih 50-an anak – anak. Wow... what a mission! Saya sempat bertemu dan berkenalan dengan beberapa anak – anak komunitas TERBIT, so pure. Dear Lord, please bless them all the time so they can be a light to the world.

Tanggal 31 kami harus kembali ke Tambolaka, di El Tari Airport bertemu dengan Vian, Bapak Sek, Stefani dan babynya, Bapak Ignas (Mantan Kabid di Bappeda). While sit in the waiting room, I flash back, the place remind me of something, very clear though. To the boy whose heart I broke in December, sorry.

See you next time, Kupang.

 

  

 

HUT Grandma 90 Buli and Singapore

Akhirnya setelah penantian selama 6 tahun terealisasi juga kunjungan kami ke kampung halaman mama dalam rangka mengunjungi nenek tersayang yang akan berulang tahun yang ke 90. Ini sesuai janji kami dulu di tahun 2006 ketika pertama kalinya menginjakkan kaki di kampung halaman mama bahwa kami akan mengunjungi nenek lagi di usianya yang ke 90. Perjalanan kami di mulai dari Sumba.

Mama dan K’Dora dari Waikabubak, sementara saya menunggu di Waitabula, lalu kemudian kami ke bandara Tambolaka, sementara K’Nona sudah berangkat sehari sebelumnya ke Makassar dalam rangka tugas, sehingga kami akan bertemu K’Nona di Ternate, sedangkan Ina karena dalam kondisi hamil dan tidak memungkinkan untuk perjalanan jauh, tinggallah dia bersama suaminya Mas Bagus di Jakarta a. k. a. tidak ikut dalam trip kali ini :( tapi next time, she should be join us. Inilah catatan perjalanan kami yang cukup melelahkan itu demi mencapai Buli tapi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan trip di tahun 2006 lalu :). Perjalanan ini dimulai dari Waktu Indonesia Tengah (WITA) menuju Waktu Indonesia Barat (WIB), kembali lagi ke Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan akhirnya menuju Waktu Indonesia Timur (WIT), rute yang aneh kan? Nah itulah kenapa melelahkan sekaligus menyenangkan, semoga di next trip tidak perlu bolak – balik seperti ini. Wahai maskapai penerbangan, dengarkanlah seruan kami….

16 Feb : Dengan Merpati > Tambolaka Airport (Sumba Barat Daya) - Ngurah Rai Airport (Denpasar) - Juanda Airport (Surabaya); Nginap semalam di New Cahaya Hotel, Sidoarjo.

Di Juanda airport, kami bertemu dengan Anti dan Ebi yang sudah lebih dulu berada di Surabaya, menginap di rumah mama mereka. Anti berangkat dari Kupang, sedangkan Ebi dari Yogyakarta. Kami juga bertemu dengan Om Elisa dan Tante Ita yang datang dari Purwodadi, sayang kali ini tanpa Henry dan Tirza. Om Elisa adalah adik kandung dari mama yang juga akan mengunjungi nenek di Buli.

17 Feb : Dengan Sriwijaya > Juanda Airport (Surabaya) - Sam Ratulangi Airport (Manado) – Sultan Babullah Airport (Ternate); Nginap semalam di Neraca Golden Hotel, Ternate.

Hoaammm lama juga terbangnya, bikin mati gaya aja di pesawat, but thanks God, we are safety arrive in Ternate. Kejadian lucu di bandara Ternate adalah ternyata Mama Eni sudah membeli tiket pesawat untuk kami ber-8 dari Ternate menuju Buli tanpa konfirmasi dengan kami, padahal kami sudah memiliki tiket yang juga sudah kami beli jauh – jauh hari sebelum keberangkatan ini, dan ajaibnya Mama Eni memakai nama panggilan kami di rumah a. k. a. tidak sesuai KTP. Misalnya Mama: di KTP Mariyke, di tiket Nina; K’Nona: di KTP Leni, di tiket Nona; K’Dora: di KTP Dorkas, di tiket Dora; saya: di KTP Erna, di tiket Emi; Anti: di KTP Desyanti, di tiket Anti; Ebi: di KTP Debyanti, di tiket Ebi; sementara hanya nama Om Elisa dan Tante Ita yang benar sesuai KTP. Jadinya ada 6 tiket mubazir, karena sudah tidak bisa di refund, jadwal penerbangan yang mepet dan harga yang sangat murah. Hmmmm inilah susahnya kalau punya nama lebih dari satu dan tidak saling komunikasi hahaha. Tiket – tiket tersebut harus direlakan, hangusssss…. 

Akhirnya kami menuju hotel sementara Anti dan Ebi menginap di rumah keluarga mama mereka. Kami menyempatkan diri menyusuri kota Ternate, kota kecil yang dibangun dipinggir pantai, menikmati makan malam seafood, bersama Tante Ina yang berdomisili di Ternate (katanya sich pacarnya Om Ade :) )

18 Feb : Dengan Wings > Sultan Babullah Airport (Ternate) – Buli Maba Airport (Buli); Kampung Halaman Mama.

K’Nona tiba pagi – pagi sekali dari Makassar lalu menuju hotel tempat kami menginap dan kami pun berangkat ke Buli siang harinya, Tante Ina turut serta dalam rombongan kami menggunakan salah satu tiket yang kelebihan, menggunakan nama K’Dora :) sehingga total kami ber-9 menuju Buli. Di Buli Maba Airport kami dijemput oleh keluarga mama. Senangnya bertemu kembali dengan keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu apalagi bertemu dengan nenek tersayang.

Kami benar – benar menikmati liburan kami di Buli dan merayakan ultah nenek yang ke-90 pada tanggal 22 Feb dengan syukuran, makan – makan of course :D. Oh ya nenek Dorkas juga memiliki nama China karena masih keturunan China yaitu Pin, jadi selama di sana saya sering memanggilnya nenek Pin :). Tiada yang lebih indah selain berkumpul dengan keluarga, saling kasih mengasihi, bersukacita dan mengucap syukur, thank you Lord Jesus!

  

  

                          

24 Feb : Dengan Wings > Buli Maba Airport (Buli) - Sultan Babullah Airport (Ternate); Nginap lagi semalam di Neraca Golden Hotel, Ternate

Akhirnya hari itu tiba, kami harus kembali ke tempat masing – masing. Berpisah dari keluarga di Buli dengan sedih karena terpaut jarak yang cukup jauh. Kami berjanji untuk mengunjungi nenek lagi :) semoga nenek terus diberi kekuatan dan kesehatan sehingga kami masih bisa menemuinya nanti.

25 Feb : Dengan Sriwijaya > Sultan Babullah Airport (Ternate) - Sam Ratulangi Airport (Manado) - Juanda Airport (Surabaya) – Soekarno Hatta Airport (Jakarta)

Setelah di cek ternyata kami beda penerbangan dengan Om Elisa dan Tante Ita, kami penerbangan pagi sedangkan mereka penerbangan siang. Sementara Anti dan Ebi karena masih dalam waktu liburan masih tinggal di Buli.

Penerbangan yang melelahkan lagi, dan yang tidak di sangka – sangka ternyata kami harus mampir di Juanda Airport lagi sebelum menuju Jakarta. What a flight!

Hah?! Jadi di total – total ada 7 Airport boooo… yang telah kam singgahi selama trip ini.

26 Feb : Dengan AirAsia > Soekarno Hatta Airport (Jakarta) – Changi Aiport (Singapore)

Setelah beristirahat sehari di Jakarta, di tempat Ina, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke Singapore. Oh ya kali ini tambah satu personil yaitu Gita yang sudah berada di Jakarta saat kami masih di Buli. Trip ini sudah direncanakan jauh – jauh hari jadi semua sudah siap sedia. Karena saya yang sudah beberapa kali ke Singapore, maka bertugaslah saya menjadi guide buat Mama, K’Nona, K’Dora dan Gita selama di Singapore. Kami menginap di area Farrer Park di Kitchener Road dekat dengan kawasan Little India sehingga suasana India terasa kental di area ini. Kami stay di Grand C Hotel, hotelnya bersih karena masih itungan hotel baru tapi murah. Kami ber-5 dalam satu kamar. Tiba di hotel ini sudah sekitar pukul 11 malam waktu setempat membuat kami cape dan kelaparan sehingga setelah selesai check in kami langsung mencari makan malam lalu beristirahat karena ke esokan harinya kami harus menjelajahi Singapore :)

Hari pertama di Singapore, kami menuju China Town dan Raffles Area, apalagi kalau bukan mencari patung Singa itu yang dikenal dengan Merlion, buat yang pertama kali mengunjungi Singapore wajib didatangi kalau mau dibilang sudah berkunjung ke Singapore :)

Hari kedua, kami mengunjungi Botanic Garden kemudian ke Sentosa Island. Sekembali dari Sentosa Island kami menuju ke Little India dan semua pada protes karena saya membawa mereka ke sana, bauuuuuuuuu :( hmmm tahukan ciri khas bau – bau India :) acha acha….

Kami kemudian kembali ke China Town untuk makan malam, semua pada kalap dan nggragas makan di sana karena kecapean dan kelaparan akut :D

 

 

 

 

 

 

 

 

29 Feb : Dengan AirAsia > Changi Aiport (Singapore) - Soekarno Hatta Airport (Jakarta)

Kembali ke Jakarta, karena masa liburan kami hampir habis alias sudah beli tiket PP :(. Oh ya K’Nona langsung menuju hotel di area Senayan tempat kegiatan berlangsung karena harus tugas lagi :(

5 Mar : Dengan Lion > Soekarno Hatta Airport (Jakarta) - Ngurah Rai Airport (Denpasar) - Tambolaka Airport (Sumba Barat Daya)

Saya, Mama dan K’Nona kembali ke Tambolaka. Sebenarnya sich saya masih ingin tinggal di Jakarta untuk ikut international test IELTS tapi berhubung belum ada dana dan schedulenya yang tidak bersahabat saya harus pulang ke Sumba untuk bekerja, sementara K’Dora dan Gita sudah kembali tanggal 3 Maret ke Bali, lalu ke Tambolaka tanggal 4 Maretnya.

So totally ada 8 Airport, ck ck ck WHAT A TRIP!!!

6 Mar : MASUK KANTOR LAGI :(

Can’t wait for another family trip and next destination maybe Thailand or Israel or Europe or …. ? We’ll see…