Ini ada story yang bagus banget menurutku...I MISS MY DAD so much.....
Dari Chicken Soup for the Bride's Soul dari Penerbit Gramedia Pustaka Utama
This is the story :
Waktu aku kecil, Ayah selalu menidurkanku. Setelah selesai dengan dongeng pengantar tidur, ia mencium hidungku, menggelitiki perutku, dan membisikkan kata-kata terindah di telingaku.
"Michelle, di antara begitu banyak gadis cilik di seluruh dunia ini..." ia berhenti sejenak.
"Ya, Ayah?"
"Bagaimana bisa Ayah dan Ibu begitu beruntung mendapatkan yang terbaik, ya?"
Sebelum ia selesai, aku selalu bilang, "Ayah mendapatkanku!"
Lalu ia akan melanjutkan, "Gadis cilik terbaik di dunia dan kami mendapatkanmu."
"Ayah mendapatkanku!" aku berteriak dan bertepuk tangan.
"Ya, kau, Michelle, kami sungguh beruntung." Kemudian ia akan mengakhiri dengan memelukku erat-erat dan sekali lagi mencium dahiku.
Selama bertahun-tahun tak pernah terlewatkan Ayah melakukan kebiasaan itu, bahkan pada saat-saat di mana kupikir ia tak akan melakukannya. Setelah tim basketku kalah bertanding, Ayah mendatangi kamarku.
"Michelle, di antara begitu banyak pemain basket di seluruh dunia ini," ia berhenti sejenak.
"Ya, Ayah?" aku menunduk.
"Bagaimana bisa Ayah dan Ibu begitu beruntung mendapatkan yang terbaik?"
"Tidak, Ayah."
"Tentu saja kami beruntung, Michelle. Kami mendapatkanmu."
"Tapi, Ayah..."
"Ya, kau, Michelle, dan kami sungguh beruntung," katanya ceria sambil memberiku tos, disusul dengan pelukan dan ciuman di dahi.
Kupikir setelah aku remaja, ritual itu akan berakhir, ternyata tidak.
"Michelle, di antara begitu banyak remaja di seluruh dunia ini..." ia berhenti sejenak.
"Ayah, aku sudah besar," aku menghela napas.
"Bagaimana bisa Ayah dan Ibu begitu beruntung mendapatkan yang terbaik, ya?"
"Aduh, Ayah," gumamku.
"Kami mendapatkanmu, Michelle, kami sungguh beruntung," Disertai pelukan dan ciuman yang memalukan itu.
Selesai kuliah, aku bertunangan. Ayah tak pernah lupa menelepon atau meninggalkan pesan untuk mengingatkan betapa berharganya aku baginya. Bahkan aku sempat bertanya dalam hati, akankah Ayah terus melakukan itu setelah aku menikah, ternyata tidak.
Teleponnya yang setiap hari kusepelekan itu berakhir ketika kanker merenggutnya, beberapa minggu menjelang pernikahanku.
Aku sangat kehilangan saat-saat bersama Ayah. Berdiri di belakang pintu gereja sambil melingkarkan tanganku di lengan kakak laki-lakiku, aku menunggu lagu pengiring pengantin di mulai. Sebelum mulai melangkah menyusuri lorong gereja, kakakku mengeluarkan saputangan warna gading dengan sulam pita warna pink dan memberikannya padaku. Tertulis:
Di antara begitu banyak istri di seluruh dunia, bagaimana bisa Mark begitu beruntung menikahi yang terbaik? Ia menikahimy, Michelle, ia sungguh beruntung! Ayah bangga padamu, gadis cilikku.
Love,
Ayah
Aku tahu itu hadiah pernikahan terbaik yang kudapat. Yang tak akan pernah kulupakan. Ayah menghujaniku dengan hadiah setiap hari sepanjang hidupnua. Bagaimana bisa aku begitu beruntung?
Michele Marullo
What a wonderful story!!! Waktu baca cerita ini mataku berkaca-kaca, sangat merindukan saat-saat bersama papaku dan semua ritual-ritual yang biasa kami lakukan bersama dari aku kecil, simple tapi melimpah dengan kebahagiaan. Bagaimana bisa aku begitu beruntung mendapatkan Daddy seperti Julius Manna??? THANKS GOD, All I wanna do is just do the best for him!!!
Yang Terbaik Bagimu
Artist: ADA Band
Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu
Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu
Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati